EKONOMINEWS.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatat holding ultramikro (UMi) saat ini telah berhasil mengintegrasikan 34 juta nasabah dari target 50 juta nasabah yang akan dicapai.
Direktur Utama BRI Sunarso menyebutkan total nasabah tersebut meliputi nasabah mikro BRI sebanyak 14 juta.
Nasabah mikro PT Pegadaian (Persero) sebanyak 6,8 juta, serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebanyak 13,2 juta.
Baca Juga:
Proyeksi IHSG 12 Bulan Ke Depan Diturunkan, Investor Lebih Hati-Hati Hadapi Ketidakpastian Ekonomi
“Untuk PNM terutama nasabahnya itu ada di program PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar),” ungkap Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dipantau secara virtual di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan terdapat banyak masalah yang harus ditangani oleh holding UMi saat ini, namun terhalang oleh biaya operasional hingga biaya lainnya yang tinggi.
Maka dari itu, holding UMi kini terus melakukan beberapa langkah seperti mendigitalkan nasabah untuk menekan biaya operasional, dimana saat ini tanda-tandanya sudah mulai kelihatan.
Langkah selanjutnya adalah bantuan untuk memberikan dana murah agar efisiensi biaya dana (Cost of Fund/CoF) menurun.
Sunarso mencontohkan seperti CoF Pegadaian yang sudah menurun dari 6,2 persen menjadi 5 persen serta PNM yang turun dari 8,7 persen menjadi 7,8 persen.
Baca Juga:
Mensesneg Prasetyo Hadi Buka Suara Soal Rencana Perombakan Kabinet di Internal Kabinet Merah Putih
Menteri Pertanian Merespons Aggapan HPP Gabah Rp6.500 per Kilogram Beratkan Kalangan Pengusaha
Nilai Investasi Tiongkok di Indonesia Tahun 2024 Meningkat 9,5 Persen Menjadi 8,1 Miliar Dolar AS
“Tetapi memang untuk tingkat biaya di PNM Mekaar masih cukup tinggi karena nasabahnya yang banyak dan cenderung masih memakai cara manual seperti untuk mencairkan kredit hingga menyetorkan uang banyak yang dibawa naik motor.”
“Ini risikonya tinggi sehingga akan kami selesaikan dengan cara kami digitalkan dan non tunaikan,” ucap dia.
Maka dari itu, dia menyebutkan perlu adanya literasi keuangan untuk mengatasi kondisi tersebut agar para nasabah bisa membuka rekening dan melakukan transaksi secara digital.
Namun, transaksi digital tersebut harus dibarengi dengan literasi digital agar nasabah terhindar dari “begal digital” sehingga holding UMi menurunkan penyuluh digital yang memberikan hasil signifikan.***
Baca Juga:
Bantah Tudingan Sekongkol dengan Organisasi Kejahatan, Presiden Meksiko akan Balas AS Soal Tarif
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Tetapkan Harga dan Larang Impor Singkong untuk Lindungi Petani