EKONOMINEWS.COM – Pemerintah menyerap dana sebesar Rp12 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara yang mendapatkan penawaran masuk senilai Rp30,45 triliun.
Dana tersebut akan dipakai untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa 21 Februari 2023, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan keenam seri sukuk negara dimaksud yaitu SPNS08082023 (reopening), PBS036 (reopening), PBS003 (reopening), PBSG001 (reopening), PBS037 (reopening), dan PBS033 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
Baca Juga:
Soal Kabar Kaesang Pangarep Tak Diketahui Keberadaanya, Sekjen PSI Raja Juli Antoni Beri Penjelasan
Pemerintah meraup dana terbanyak dari seri PBS037 sebesar Rp3,65 triliun yang mendapatkan penawaran Rp5,59 triliun, dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,11999 persen.
Kendati demikian, penawaran terbesar masuk kepada lelang seri PBS036 yakni Rp8,11 triliun sehingga diserap dana Rp3,6 triliun, dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,28983 persen.
Serapan dana terbesar selanjutnya berasal dari lelang seri PBS003 yaitu Rp1,7 triliun yang mendapatkan penawaran Rp4,95 triliun, dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,40162 persen.
Kemudian dari seri PBS033 yang memiliki tenor terpanjang, diraup dana senilai Rp1,3 triliun dari penawaran masuk Rp4,42 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,25969 persen.
Dana terbesar berikutnya diserap dari lelang seri PBSG001 sebanyak Rp1,25 triliun yang mendapatkan penawaran masuk Rp2,4 triliun.
Baca Juga:
Soal Perlakuan Khusus kepada Kaesang Pangarep, Ketua KPK: Tidak Ada, Semua Orang di Hadapan KPK Sama
Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan dari lelang seri ini tercatat 6,57986 persen.
Terakhir, dari lelang SPNS08082023 diserap dana Rp500 miliar yang mendapatkan penawaran masuk Rp4,97 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 4,868 persen.***