Fluktuasi Harga Beras Berikan Tekanan Terhadap Konsumen Berpenghasilan Rendah

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 27 Maret 2023 - 01:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi. (Dok. Setkab.go.id)

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi. (Dok. Setkab.go.id)

EKONOMINEWS.COM – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan bantuan pangan berupa beras sedang dalam proses pengemasan sebelum digelontorkan kepada 21,353 juta masyarakat berpendapatan rendah.

“Kita akan segera gelontorkan bantuan pangan ini hingga tiga bulan ke depan dengan target sasaran 21,353 juta keluarga penerima manfaat sesuai database dari Kementerian Sosial.”

“Perum Bulog telah mendapat penugasan dari pemerintah untuk menyalurkan ke seluruh penerima manfaat tersebut,” ujar Arief dalam keterangan di Jakarta, Minggu 26 Maret 2023.

Arief menekankan penyaluran bantuan pangan tersebut merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo dalam rangka menjaga stabilitas pangan dan menekan lonjakan inflasi.

Konten artikel ini dikutip dari media online Bisnisnews.com, salah satu portal berita terbaik di Indonesia.

Besaran bantuan pangan berupa paket 10 kg beras per penerima manfaat tersebut dilakukan selama tiga bulan dari Maret hingga Mei 2023.

“Untuk pembagiannya, mekanismenya nanti Bulog yang akan ditugaskan untuk mendistribusikan sampai titik distribusi terakhir, by name by address.”

“Adapun Bulog tentu bekerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran distribusi tersebut,” jelasnya.

Arief mengakui fluktuasi harga beras saat ini memang memberikan tekanan tersendiri terhadap konsumen, terutama masyarakat berpendapatan rendah.

Karena itu, bantuan pangan tersebut menjadi bantalan sehingga masyarakat mendapat beras yang terjangkau dengan kualitas yang baik.

Adapun untuk memenuhi kebutuhan 21,353 juta penerima manfaat dengan perhitungan 10 kg per penerima selama tiga bulan, dibutuhkan sekitar 630 ribu ton beras.

After 19
Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Arief menegaskan penyaluran beras untuk bantuan pangan ini berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog.

Untuk itu, pihaknya mendorong Bulog untuk menyerap hasil produk petani dalam negeri sebanyak-banyaknya pada saat panen raya sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Sebagaimana yang telah pemerintah tugaskan kepada Bulog, melalui NFA, untuk menyerap 2,4 juta ton sepanjang tahun 2023.

Sementara itu, untuk komoditas daging ayam dan telur juga akan digelontorkan, namun dengan kelompok sasaran yang lebih spesifik yaitu 1,46 juta kelompok masyarakat dengan risiko stunting berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Adapun pendistribusiannya diupayakan sebelum Lebaran dan akan dikelola oleh BUMN Pangan ID FOOD

“Hasil produksi peternak ayam boiler dan petelur kita bantu penyerapannya dan kita berikan ke keluarga risiko stunting.”

“Jadi di hulu kita serap, di hilir kita berikan ke masyarakat yang lebih detil lagi yaitu keluarga risiko stunting berdasarkan data dari BKKBN” jelas Arief.

Dengan ini, tambahnya, pihaknya optimistis dapat terbangun ekosistem pangan yang terintegrasi di mana sinergi hulu-hilir dapat terjaga.

Di sisi hulu hasil produksi petani peternak dan nelayan dapat terserap melalui peran BUMN Pangan sebagai offtaker, sementara di hilirnya berbagai program pemerintah seperti pengentasan stunting dan pengentasan daerah rentan rawan pangan dapat tereksekusi dengan baik.***

Berita Terkait

Wamentan Sudaryono Sebut Konversi Sawit ke B50 Bisa Jadi ‘Bargaining’ Indonesia kepada Internasional
Minta Menteri Tak Keluarkan Kebijakan Ekstrem Terkait Hajat Orang Banyak, Ini Penjelasan Presiden Jokowi
Bapanas Siap Sokong dengan Cadangan Pangan Pemerintah, Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Subuh Ketahuan Paginya Langsung Dicopot, Mentan Amran Copot Direktur yang Bermain Mata dengan Calo
IHSG Capai Rekor Baru, CSA Index September 2024 Tunjukkan Peningkatan Optimisme Pasar Meski Ada Tantangan
Dukung Pencitraan dan Pemulihan Citra, Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI) Luncurkan Landing Page Rilispers.com
Komoditas Kelapa Sawit atau CPO Indonesia dan Turunannya akan Diprioritaskan untuk Penggunaan di Dalam Negeri
Cadangan Pangan Pemerintah Sangat Penting untuk Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Jumat, 13 September 2024 - 22:08 WIB

Wamentan Sudaryono Sebut Konversi Sawit ke B50 Bisa Jadi ‘Bargaining’ Indonesia kepada Internasional

Jumat, 13 September 2024 - 17:12 WIB

Minta Menteri Tak Keluarkan Kebijakan Ekstrem Terkait Hajat Orang Banyak, Ini Penjelasan Presiden Jokowi

Kamis, 12 September 2024 - 06:57 WIB

Bapanas Siap Sokong dengan Cadangan Pangan Pemerintah, Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Rabu, 11 September 2024 - 14:14 WIB

Subuh Ketahuan Paginya Langsung Dicopot, Mentan Amran Copot Direktur yang Bermain Mata dengan Calo

Kamis, 5 September 2024 - 12:14 WIB

IHSG Capai Rekor Baru, CSA Index September 2024 Tunjukkan Peningkatan Optimisme Pasar Meski Ada Tantangan

Selasa, 3 September 2024 - 07:28 WIB

Dukung Pencitraan dan Pemulihan Citra, Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI) Luncurkan Landing Page Rilispers.com

Senin, 2 September 2024 - 14:06 WIB

Komoditas Kelapa Sawit atau CPO Indonesia dan Turunannya akan Diprioritaskan untuk Penggunaan di Dalam Negeri

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 11:42 WIB

Cadangan Pangan Pemerintah Sangat Penting untuk Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan

Berita Terbaru