EKONOMINEWS.COM – Dua tokoh penting di dunia politik Indonesia, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas, telah melakukan pertemuan tertutup di kantor DPP PAN pada Kamis malam ini (Jakarta, 13/4/2023).
Pertemuan tersebut menarik perhatian banyak pihak karena kedua partai politik tersebut memiliki perbedaan ideologi yang cukup signifikan.
Menurut pantauan wartawan, Yusril tiba di kantor PAN pada pukul 08.00 WIB bersama beberapa petinggi partai PAN.
Baca Juga:
Ditunda 90 Hari, Presiden Donald Trump Umumkan Soal Tarif Resiprokal ke Berbagai Negara Mitra Dagang
Saat Yusril turun dari mobil, Zulhas menyambutnya dengan ucapan,
“Wah Pak Yusril nyetir sendiri. Kalah kita.” Setelah saling berjabat tangan, keduanya kemudian menuju ruangan di lantai 3 untuk memulai pertemuan mereka yang berlangsung tertutup.
Dalam pernyataannya, Yusril mengatakan bahwa pertemuan ini membahas tentang dukungan untuk calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Yusril sebelumnya telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Kamis, 6 April 2023, di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Yusril juga menyambut baik gagasan koalisi besar yang muncul setelah pertemuan lima petinggi partai politik dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Yusril, koalisi besar akan mempersatukan semua kekuatan politik dan sangat ideal untuk demokrasi di Indonesia.
Baca Juga:
Media Ekonomi dan Bisnis Siap Mempublikasikan Aksi Korporasi dan Kegiatann Seremoni Anda!
Gantikan Sunarso, RUPST BRI Sepakati Pengangkatan Direktur Utama yang Baru Hery Gunardi
TIENS Indonesia Wujudkan Komitmen Kepedulian Sosial Melalui CSR Ramadhan #HopeForHumanity
“Artinya kalau koalisi besar itu tentu semua kekuatan politik akan menyatu tidak ada lagi sesuatu yang di luar dan itu memang sangat ideal, demokrasi yang khas Indonesia yang dilandasi oleh persaudaraan, kerja sama, dan kegotongroyongan,” katanya.
Pertemuan antara Yusril dan Zulhas menjadi perhatian publik karena keduanya berasal dari partai politik yang memiliki perbedaan ideologi yang cukup signifikan.
Meskipun begitu, keduanya sepertinya memiliki kesamaan dalam mempertimbangkan dukungan untuk calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Perkembangan selanjutnya terkait pertemuan ini dan dampaknya pada politik di Indonesia, masih ada waktu yang cukup lama hingga Pilpres 2024 digelar, sehingga banyak spekulasi yang muncul terkait dengan tujuan dari pertemuan ini.
Oleh karena itu, kami akan terus memantau perkembangan selanjutnya terkait dengan pertemuan ini dan memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai dampaknya pada politik Indonesia.
Baca Juga:
Bagaimana Membaca Harga Saham yang Jatuh dan Terjungkal dalam Beberapa Hari Ini?
Energi Kotor dari Hulu Sampai Hilir, Danantara akan Mendanai Proyek Gasifikasi Batu Bara?