Total Pendapatan Premi Industri Asuransi Jiwa Tahun 2022 Turun 5,3 Persen, Jadi Rp192,08 Triliun

Avatar photo

- Pewarta

Rabu, 8 Maret 2023 - 04:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Budi Tampubolon. (Dok. Aaji.or.id)

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Budi Tampubolon. (Dok. Aaji.or.id)

EKONOMINEWS.COM – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan total pendapatan premi industri asuransi jiwa (IAJ) tahun 2022 menurun 5,3 persen (yoy) dari tahun sebelumnya Rp202,93 triliun, menjadi Rp192,08 triliun.

Adapun pendapatan premi secara weighted mengalami pertumbuhan 0,5 persen (yoy) atau mencapai Rp108,18 triliun.

“Capaian total premi ini dinilai memberikan dampak penurunan penetrasi asuransi jiwa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang sampai akhir tahun 2022 baru mencatatkan angka sekitar 1 persen.”

“Sementara, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2021, penetrasi asuransi jiwa terhadap PDB berada di kisaran angka 1,2 persen,” kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon dalam konferensi pers di Rumah AAJI, Jakarta, Selasa 7 Maret 2023.

Meskipun begitu, pertumbuhan pada total tertanggung IAJ yang sebanyak 85,01 juta orang dari sebelumnya 65,20 juta orang mengindikasikan target pasar IAJ semakin luas.

Artinya, produk asuransi yang dipasarkan IAJ sudah lebih menyasar kepada kalangan masyarakat menengah ke bawah yang ingin memiliki atau menyadari kebutuhan atas perlindungan asuransi, tetapi dengan nilai premi atau nilai pertanggungan yang relatif lebih kecil.

Meninjau premi berdasarkan tipe produk yang ditawarkan, tercatat masih didominasi produk asuransi jiwa unit link dengan kontribusi 57,7 persen terhadap total pendapatan IAJ (sebesar Rp223 triliun) dan 42,3 persen lainnya dari produk asuransi tradisional.

Data itu disebut menunjukkan unit link tetap menjadi produk yang paling dominan, paling banyak dipasarkan, dan paling banyak memberikan pendapatan premi kepada anggota-anggota di AAJI.

Untuk total pendapatan premi dari produk asuransi jiwa unit link sebesar Rp110,77 triliun, sedangkan produk asuransi jiwa tradisional sebesar Rp81,31 triliun atau meningkat 8,1 persen (yoy).

Adanya peningkatan produk asuransi jiwa tradisional menggambarkan keadaan masyarakat yang semakin banyak memiliki pilihan. “Jika sebelumnya porsi dari unit link di atas 60 persen, sekarang turun menjadi 57,7 persen, tapi dengan kontribusi premi unit link yang tetap besar,” ujar Budi.

Berdasarkan tipe pembayaran, 51,5 persen total pendapatan premi berasal dari premi reguler, dan 48,5 persen lainnya dari premi tunggal (single premium).

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Pendapatan premi reguler mengalami peningkatan sebesar 1,9 persen (yoy) menjadi Rp97,02 triliun dari Rp98,86 triliun, sedangkan premi tunggal mengalami penurunan sebesar 12 persen menjadi Rp93,22 triliun. Secara konsisten, pendapatan premi reguler meningkat sejak awal tahun 2022.

Dia menduga masyarakat kian memahami fungsi asuransi jiwa.

Selain itu, bagi perusahaan, peningkatan pendapatan premi reguler turut disambut dengan baik karena menciptakan bisnis yang berkelanjutan.

Mengenai total pendapatan premi dari tipe jenis usaha konvensional mengalami penurunan 7,3 persen (yoy) dan unit usaha syariah meningkat 12,8 persen (yoy).

Total pendapatan premi dari usaha konvensional memberikan kontribusi 88,3 persen atau Rp169,52 triliun terhadap total pendapatan IAJ, sementara dari usaha syariah berkontribusi 11,7 persen atau Rp22,56 triliun.

“Meskipun kontribusi dari usaha syariah asuransi jiwa masih terbilang kecil, namun 2-3 tahun terakhir pertumbuhan total kontribusi premi dari usaha syariah tercatat konsisten mengalami peningkatan. Ini sangat amat menjanjikan untuk bisnis asuransi jiwa syariah,” ujarnya pula.

Berdasarkan kepemilikan polis, 86,9 persen berasal dari asuransi perorangan (individual), sedangkan 13,1 persen dari asuransi kumpulan.

Pendapatan premi asuransi perorangan menurun 8,6 persen (yoy) dan asuransi kumpulan meningkat 23,5 persen (yoy).

Terkait total pendapatan premi berdasarkan bisnis baru maupun lanjutan masing-masing mengalami penurunan 7,3 persen (yoy) dan 1,9 persen (yoy).

Jika dilihat lebih mendalam, kata dia lagi, pendapatan premi bisnis baru yang dibayarkan secara reguler mengalami peningkatan cukup tinggi, yakni 14,5 persen (yoy).

Hasil tersebut dianggap memperkuat fakta bahwa telah terjadi pergeseran (shifting) di masyarakat, dimana cukup banyak nasabah asuransi jiwa pemegang polis lebih memilih membayar premi secara reguler.

Baginya, ini merupakan sinyal baik dari sisi keberlanjutan bisnis asuransi jiwa.

Dari sisi pendapatan premi bisnis baru weighted, pendapatan premi tunggal mengalami penurunan 12 persen (yoy) dan kenaikan pada premi regular sebesar 14,5 persen (yoy).

Kendati demikian, pendapatan premi tunggal tahun 2022 yang sebesar Rp93,2 triliun lebih tinggi dibandingkan Rp90,3 triliun pada tahun 2020.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Mengenai pendapatan premi reguler, tercatat adanya kenaikan sekitar Rp3,3 triliun menjadi Rp25,99 triliun dari Rp22,7 triliun pada tahun 2021.

Peluang bagi aktivis pers pelajar, pers mahasiswa, dan muda/mudi untuk dilatih menulis berita secara online, dan praktek liputan langsung menjadi jurnalis muda di media ini. Kirim CV dan karya tulis, ke WA Center: 087815557788.

Untuk pendapatan premi berdasarkan kanal distribusi, tercatat kanal keagenan relatif stagnan atau menurun 0,4 persen (yoy), kanal bancasurrance juga menurun 10,1 persen (yoy), dan kanal distribusi alternatif menurun 1,7 persen (yoy).

“E-Commerce yang menjadi salah satu komponen pada kanal distribusi alternatif tercatat meningkat 492,9 persen (yoy), namun nilainya relatif kecil yang sebesar Rp476,61 miliar.”

“Dengan tingkat pertumbuhan itu, menunjukkan kanal ini bisa jadi kanal distribusi alternatif di masa mendatang,” ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, disampaikan ada penurunan pada hasil investasi secara total sebesar 17,5 persen atau Rp21,46 triliun dari Rp26,01 triliun dengan kontribusi terhadap total pendapatan IAJ 9,6 persen.

Dengan adanya berbagai peningkatan dan penurunan di setiap tipe premi, kinerja yang ditunjukkan perusahaan anggota IAJ tetap membuat total aset meningkat 1,5 persen (yoy) menjadi Rp611,22 triliun dari tahun sebelumnya Rp602,04 triliun.***

Berita Terkait

Thomas Djiwandono Ajak Investor Ambil Peran dalam Revitalisasi Manufaktur dan Hilirisasi Mineral – Pertanian
Ditakutkan akan Lemahkan Kurs Rupiah, Dampak Kebijakan Proteksionis Presiden AS Terpilih Donald Trump
Kebijakan AS dan Tiongkok Berdampak pada Ekonomi Nasional, Menteri Rosan Roeslani Ungkap Alasannya
Beberkan Sejumlah Indikator Ekonomi Indonesia, BI Prediksi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 2025 dan 2026
Kenaikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Sebesar 12 Persen Minta Ditunda, Kadin Indonesia Beber Alasannya
Kunker ke Luar Negeri Bawa Komitmen Investasi US$ 18,5 Miliar, Prabowo Subianto: Melebihi Target
Sapulangit Media Partnership Beri Dukungan Publikasi Press Release untuk Penyelenggaraan Kegiatan Event
Risiko Perekonomian Global Semakin Tinggi Seiring dengan Meningkatnya Ketegangan Geopolitik
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 13:18 WIB

Thomas Djiwandono Ajak Investor Ambil Peran dalam Revitalisasi Manufaktur dan Hilirisasi Mineral – Pertanian

Selasa, 3 Desember 2024 - 09:55 WIB

Ditakutkan akan Lemahkan Kurs Rupiah, Dampak Kebijakan Proteksionis Presiden AS Terpilih Donald Trump

Senin, 2 Desember 2024 - 07:19 WIB

Kebijakan AS dan Tiongkok Berdampak pada Ekonomi Nasional, Menteri Rosan Roeslani Ungkap Alasannya

Sabtu, 30 November 2024 - 15:27 WIB

Beberkan Sejumlah Indikator Ekonomi Indonesia, BI Prediksi Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 2025 dan 2026

Sabtu, 30 November 2024 - 10:48 WIB

Kenaikan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Sebesar 12 Persen Minta Ditunda, Kadin Indonesia Beber Alasannya

Sabtu, 23 November 2024 - 15:57 WIB

Kunker ke Luar Negeri Bawa Komitmen Investasi US$ 18,5 Miliar, Prabowo Subianto: Melebihi Target

Kamis, 21 November 2024 - 10:17 WIB

Sapulangit Media Partnership Beri Dukungan Publikasi Press Release untuk Penyelenggaraan Kegiatan Event

Kamis, 21 November 2024 - 09:48 WIB

Risiko Perekonomian Global Semakin Tinggi Seiring dengan Meningkatnya Ketegangan Geopolitik

Berita Terbaru