EKONOMINEWS.COM – Pemarah adalah sifat yang dapat dimiliki oleh seseorang, dan tidak ada penyakit yang secara khusus terkait dengan pemarah.
Namun ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang menjadi lebih pemarah.
Beberapa kondisi tersebut antara lain:
Baca Juga:
Proyeksi IHSG 12 Bulan Ke Depan Diturunkan, Investor Lebih Hati-Hati Hadapi Ketidakpastian Ekonomi
1. Gangguan Kesehatan Mental
Beberapa gangguan kesehatan mental seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan gangguan penyesuaian dapat mempengaruhi suasana hati dan kontrol emosi seseorang.
Ini dapat menyebabkan reaksi marah yang berlebihan atau sulit mengendalikan emosi.
Baca artikel menarik lainnya, di sini: 7 Artikel Menarik Seputar Emosi Marah, dari Faktor-faktor Penyebabnya hingga Cara Hadapi Orang Pemarah
2. Depresi
Baca Juga:
Mensesneg Prasetyo Hadi Buka Suara Soal Rencana Perombakan Kabinet di Internal Kabinet Merah Putih
Menteri Pertanian Merespons Aggapan HPP Gabah Rp6.500 per Kilogram Beratkan Kalangan Pengusaha
Nilai Investasi Tiongkok di Indonesia Tahun 2024 Meningkat 9,5 Persen Menjadi 8,1 Miliar Dolar AS
Orang yang menderita depresi dapat mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, termasuk marah dan mudah tersinggung.
3. Gangguan Pengendalian Impuls
Gangguan seperti gangguan pengendalian impuls (impulse control disorder) dapat menyebabkan seseorang kesulitan mengendalikan dorongan emosional dan impulsif, termasuk amarah yang tidak proporsional.
4. Sindrom Pramenstruasi
Baca Juga:
Bantah Tudingan Sekongkol dengan Organisasi Kejahatan, Presiden Meksiko akan Balas AS Soal Tarif
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Tetapkan Harga dan Larang Impor Singkong untuk Lindungi Petani
Beberapa wanita mengalami perubahan suasana hati dan perubahan emosional selama periode menstruasi.
Sindrom pramenstruasi (premenstrual syndrome/PMS) adalah kondisi di mana perubahan emosional dapat mencakup kemarahan yang lebih tinggi dari biasanya.
5. Stres Kronis
Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko seseorang untuk merasa marah atau mudah tersinggung.
Tekanan emosional yang berlebihan dapat mempengaruhi keseimbangan emosi dan respons terhadap situasi.
6. Gangguan Kecanduan
Penyalahgunaan zat seperti alkohol, obat-obatan terlarang, atau kecanduan terhadap perjudian dapat mempengaruhi fungsi otak dan emosi seseorang, yang dapat mengarah pada kemarahan yang tidak terkendali.
7. Ketidakseimbangan Hormon
Perubahan hormonal dalam tubuh dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi seseorang.
Misalnya, ketidakseimbangan hormon tiroid dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan reaksi marah yang berlebihan.
Penting untuk diketahui bahwa kemarahan yang berlebihan atau sering tidak selalu berarti ada masalah kesehatan yang mendasarinya.
Namun, jika seseorang merasa bahwa kemarahannya mengganggu kehidupan sehari-hari atau hubungannya dengan orang lain, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk evaluasi dan bantuan yang tepat.***